Indonesia merupakan negara yang kaya
akan budaya, baik itu adat istiadat,ras atau suku bangsanya. Indonesia yang terdiri
dari beribu-ribu pulau yang terbentang dari sabang sampai merauke turut
menambah alasan adanya nilai kebudayaan yang berbeda. Letak geografis serta
latar belakang budaya yang ada inilah menciptakan adanya suatu perbedaan akan
kekayaan budaya yaitu berupa agama,suku/etnis,adat istiadat,dan bahasa yang
digunakan. Indoensia yang memiliki berbagai macam keragaman suku bangsa yang
terbagi kedalam beberapa skala mayoritas maupun minoritas ini acapkali terjadi
adanya ketimpangan sosisal di dalamnya maupun gesekan secara horizontal antara
etnis satu dengan etnis yang lainya. Indonesia yang menerapkan adanya toleransi
antar sesama masyarakat sendiri nyatanya masih belum di sadari sepenuhnya oleh
masyarakat di Indonesia.
Jika kita berbicara mengenai toleransi yang
terlintas pertama kali dalam fikiran kita adalah mengharagai orang lain. Sikap
toleransi yang sehari-hari kita ketahui adalah suatu sikap yang menghargai
kepentingan dari orang lain, Lantas apakah sebenarnya toleransi itu? Toleransi
adalah sifat atau sikap toleran antara dua kelompok yang berbeda kebudayaan itu
saling berhubungan dengan penuh. Toleransi sendiri memang suatu sifat yang
sangat vital perannya dalam kondisi yang sangat dibutuhkan oleh suatu negara
yang memiliki banyak keragaman etnis serta budaya didalamnya. Perbedaan akan
pandangan,sikap serta ajaran dari berbagai etnis tersebut memang sangatlah
berbeda dan tidak jarang juga sering menimbulkan adanya konflik antar etnis
tersebut.
Konflik antar etnis ini didasari
oleh adanya suatu pandangan yang berbeda dari segi ajaran yang dianut serta
sikap yang dilakukan diantara kedua belah pihak yang berselisih. Faktor yang
sering menjadi perdebatan adalah adanya sikap merasa etnis yang di ikutinya
adalah merupakan etnis yang sudah benar dan merupakan etnis yang paling baik
serta menganggap bahwa etnis lain itu berada di bawah etnis yang mereka ikuti
atau yang bisa di sebut sebagai sikap primordialisme.
Potret problematika etnis yang
seperti itulah yang menyebabkan muncul berbagai konflik yang ada di Indonesia
yang sebenarnya mengemban teguh prinsip Bhenika Tunggal Ika. Prinsip yang di
emban teguh tersebut seharusnya menjadi suatu bentuk kesatuan yang lebih
merekah dan kuat untuk menghadapi adanya berbagai konflik antar golongan maupun
kelompok etnis yang berlatarbelakang mayoritas maupun minoritas ini.
Mari kita ingat kembali konflik
antar etnis pada tahun 2001 antara etnis dayak asli dan warga migran Madura
dari pulau Madura yang berlangsung sepanjang tahun ini. Konflik yang terjadi di
kota sampit , Kalimantan tengah dan meluas ke seluruh provinsi termasuk di ibu
kota palangkaraya ini pecah pada tanggal 18 Februari 2001. Salah satu latar
belakang konflik ini adalah ketika dua warga Madura yang diserang oleh sejumlah
warga Dayak,namun dalam versi yang berbeda mengatakan bahwa perang ini dilatar
belakangi oleh adanya ketidak puasaan etnis dayak yang merupakan etnis asli
daerah kota sampit ini atas persaingan yang terus datang dari warga Madura yang
semakin agresif, Serta alasan lain konflik ini juga terjadi karena pembakaran
sebuah rumah dayak yang disebabkan oleh warga Madura. Entah manakah alasan
sebenarnya yang mendasari adanya konflik yang sampai terjadi perang yang
mengakibatkan jatuhnya korban jiwa yang cukup banyak ini.Tragedi Perang sampit
ini adalah termasuk tragedi yang paling kelam dalam sejarah konlik antar etnis
di Indonesia , dimana dalam perang ini terjadi pembantaian manusia dengan
memenggal kepala lawan yang sungguh-sunggu tidak manusiawi, sungguh potret
kepiluan yang amat menyedihkan untuk di kenang.
Problematika konflik etnis yang juga
pernah terjadi di Indonesia adalah pertentangan antara warga asli lampung
dengan warga bali yang berada di lampung. Konflik yang di Latar belakangi oleh
adanya kesalahpahaman diantara dua kubu yang menganggap kelompoknya lebih
tinggi dari kelompok lain.Sikap primordialisme yang muncul dalam masyarakat
inilah yang mempertajam perbedaan etnis di Indonesia. Jika kita lihat kembali
pada tahun 1998 pun juga pernah terjadi konflik etnis tionghoa yang di nilai
masyarakat pribumi sebagai etnis yang
menguasai perdagangan dan perekonomian indoensia saat itu, adanya inflasi yang
cukup tinggi saat itu mendorong masyarakat pribumi untuk merusak , mengambil
bahkan merampas sejumlah barang berharga milik etnis tionghoa dan tak jarang
juga melukai bahkan membunuh beberapa orang dari etnis tionghoa.
Sebenarnya masih banyak lagi
berbagai konflik antar etnis yang terjadi di Indonesia.Lantas apa sebenarnya manfaatnya
untuk tetap mempertajam perbedaan yang ada dari setiap etnis? bukannya hidup
berdampingan lebih baik dilakukan untuk saat ini. Perpecahan karena memiliki
sikap primordialisme ini lah yang sebenarnya akan memperlemah kekuatan persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia. Memang jika kita lihat sekarang Indonesia masih
tetap aman dan belum terkuak adanya perbedaan etnis ini,namun akankah
sebenarnya konflik antar etnis di Indonesia akan terjadi kembali jika kita
masih tetap memiliki sikap primordialisme pada diri kita? Sungguh potret yang
cukup mengelikan terjadi di negara yang memiliki kekayaan budaya ini, Itulah sedikit problematika etnis
di Indonesia yang mungkin sudah terlupakan dalam ingatan dan fikiran kita semua
.