KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada
waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini
berjudul “Teori Nilai Guna (UTILITI) ” yang disusun untuk
memenuhi tugas akhir semester gasal
pada mata kuliah Pengantar ilmu Ekonomi. Penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini tentu memiliki banyak kesalahan maupun kekurangan dalam
prosespembuatannya. Maka dari itu kritik dan saran dari teman-teman mahasiswa
dan dosen saya butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Amiin..
Semarang, 25 Desember
2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN
..............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR
...........................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
........................................................................................................................
iii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
.............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH
........................................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN
..........................................................................................2
1.4 MANFAAT PENULISAN ......................................................................................2
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
...........................................................2
2.2 PENGERTIAN TEORI NILAI GUNA
...................................................................2
2.3 MACAM-MACAM
TEORI NILAI GUNA
...........................................................3
2.4 TEORI NILAI GUNA MARGINAL UTILITI........................................................5
2.5 TEORI UTILITI DAN TEORI PERMINTAAN ....................................................7
2.6 CONTOH DARI TEORI NILAI GUNA MARGINAL UTILITY .........................9
BAB 3 : PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
.....................................................................................................11
3.2 SARAN
.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................................12
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap individu ataupun rumah tangga pasti mempunyai
perkiraan tentang berapa pendapatanya dalam suatu periode tertentu, misalkan
satu tahun. Dan mereka juga pasti mempunyai suatu gambaran tentang barang -
barang atau jasa - jasa apa saja yang akan mereka beli. Tugas setiap rumah
tangga adalah bagaimana mereka bisa memaksimalkan pendapatan mereka yang
terbatas untuk mendapatkan dan memenuhi semua kebutuhan sehingga bisa mencapai
kesejahteraan.
Segala usaha yang dilakukan untuk mencapai kepuasan maksimum
dengan pendapatan yang terbatas inilah yang mempengaruhi permintaan konsumen
terhadap barang dan jasa di pasar. Untuk menganalisa pembentukan permintaan
konsumen secara lebih akurat, maka akan digunakan beberapa asumsi yang akan
menyederhanakan realitas ekonomi. Disini kita akan mempelajari tentang teori
nilai guna ( utility ) dengan
menggunakan pendekatan Marginal utility.
Disini kita juga akan mempelajari bagaimana suatu barang
bisa memberikan kenikmatan terhadap individu dan bagaimana barang itu akhirnya
sama sekali tidak bisa memberikan kenikmatan terhadap seseorang serta
mempelajari lebih lanjut tentang sifat permintaan masyarakat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1
Apakah pengertian dari perilaku konsumen ?
1.2.2
Apakah yang dimaksud dengan teori nilai guna (utility) ?
1.2.3
Apa saja yang termasuk macam-macam teori nilai guna ?
1.2.4
Apa yang di maksud teori nilai guna marginal utility ?
1.2.5
Apa contoh dari kasus teori nilai guna marginal utility ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1
Dapat mengetahui pengertian dari perilaku konsumen dan teori
nilai guna.
1.3.2
Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan teori nilai guna (utility).
1.3.3
Dapat mengetahui apa saja yang termasuk teori nilai guna.
1.3.4
Dapat mengetahui apa yang di maksud teori nilai guna marginal
utility.
1.3.5
Dapat mengetahui contoh dari teori nilai guna marginal utility.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1
Mengetahui pengertian dari perilaku konsumen dan teori nilai
guna.
1.4.2
Mengetahui apa yang dimaksud dengan teori nilai guna (utility).
1.4.3
Mengetahui apa saja yang termasuk teori nilai guna.
1.4.4
Mengetahui apa yang di maksud teori nilai guna marginal utility.
1.4.5
Mengetahui contoh dari teori nilai guna marginal utility.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah proses dan
aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,
penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan
keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk
membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang
berharga jual tinggi (high-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang
matang.
1. Sebab-sebab konsumen
membeli lebih banyak komoditi pada harga
rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga
tinggi
2. Bagaimana konsumen
menentukan jumlah dan komposisi barang yang
dibeli pada pendapatan yang diperolehnya.
2.2 PENGERTIAN TEORI NILAI GUNA
Teori nilai guna atau utility yaitu teori ekonomi yang
mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari
mengonsumsi barang-barang. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka semakin
tinggi nilai guna atau utility-nya. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari
suatu barang maka utilitynya semakin rendah pula.
2.3 MACAM-MACAM TEORI NILAI GUNA
2.3.1
Teori Nilai Guna Marginal Utility
Anggapan yang digunakan adalah :
a.
Utility atau kepuasan bisa
di ukur dengan uang/kardinal.
b.
Berlakunya hukum
“Gossen” (Law Of
Diminishing Marginal Utility)
yaitu bahwa semakin banyak suatu barang
dikonsumsi, makatam bahan
kepuasan atau Marginal Utility yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang
dikonsumsukan akan menurun.
c.
Konsumen
selalu berusaha mencapai kepuasan total
(Total Utility) yang maksimal.
d.
Konsumen
akan mencapai kepuasan total yang maksimal pada tingkat konsumsi (pembelian)
dimana pengorbanan untuk pembelian unit terakhir dari barang tersebut adalah
sama dengan kepuasan tambahan yang didapat dari unit terakhir barang tersebut.
e.
Dengan menganggap bahwa
Marginal Utility semakin lama semakin menurun pada setiap tingkat konsumsi maka
kurva Marginal Utility akan berbentuk seperti di bawah ini:
2.3.2
Teori Nilai Guna Total utility
Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada
anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat
diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit
dilakukan. Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal
(relatif).
Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan
kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang
dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).
Ciri-ciri kurva indiferens:
1.
Kurva berbentuk turun dari kiri ke kanan bawah.
Artinya kurva indifferen mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan
mengurangi konsumsi barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang
di konsumsi).
2.
Cembung
ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus
ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang
dikonsumsi (marginal rate of substitution).
3.
Tidak
saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva
indiferens yang berbeda. Asumsi dasar :
1.
Rasionalitas, artinya konsumen diasumsikan
rasional dan berusaha memaksimalkan kepuasan.
2.
Selera
konsumen tercermin dalam kurva indiferen yang terdirindari banyak kurva
indiferen yang tidak saling satu sama lain.
3.
Kurva indiferen yang letaknya lebih jauh dari
titik origin menggambarkan kepuasan konsumen yang lebih tinggi.
Preferensi Konsumen Terhadap Kombinasi Dua Barang
Alternatif Kombinasi
|
Makanan (x)
|
Pakaian (y)
|
A
|
20
|
80
|
B
|
30
|
60
|
C
|
50
|
40
|
D
|
70
|
30
|
Dari tabel dan peraga di atas,
kita dapat menyimpulkan bahwa kurva indiferen merupakan kurva yang
menggambarkan preferensi konsumen terhadap kombinasi barang yang dikonsumsinya
dimana tingkat utilitas atau kepuasannya sama. Angka utilitas yang diberikan
terhadap suatu kurva indiferen merupakan angka numerik yang menunjukkan
kepuasan yang diperoleh konsumen dari kombinasi yang ia pilih. Hal inilah yang
dimaksud dengan pendekatan ordinal, yaitu pemeringkatan kombinasi yang dipilih
dengan angka numerik.
Garis Anggaran Konsumen (Budget Constraint)
Dalam memaksimalkan
kepuasannya, konsumen dihadapkan kepada Budget Constraint (kendala anggaran)
yang dimiliki oleh konsumen. Konsumen diasumsikan selalu memaksimalkan
kepuasannya dengan kata lain konsumen ingin berada di kurva indiferen yang
paling jauh dari titik origin.
Namun, untuk mencapai kurva
indifferen ini, konsumen tidak bisa bebas karena dibatasi oleh kendala anggaran
yang tersedia. Selain itu, harga barang juga turut mempengaruhi konsumen
sehingga konsumen tidak bebas untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimal.
Dengan demikian, Budget
Constraint adalah kendala anggaran yang dimiliki oleh konsumen dalam
memaksimalkan kepuasannya.
Ciri Penting Budget Constraint:
1. Pendapatan
dan harga barang dapat dilihat dari budget constraint
2. Letak
budget constraint ditentukan oleh tingginya pendapatan dan harga barang
Misalkan seorang konsumen menyediakan uang
sebanyak Rp 90.000,- untuk membeli makanan dan pakaian. Harga makanan adalah Rp
6000,- setiap unit dan harga pakaian adalah Rp 9000,- setiap unit. Berdasarkan
kepada pemisalan ini, di dalam tabel ditunjukkan beberapa gabungan makanan dan
pakaian yang dapat dibeli oleh uang (sebanyak Rp 90.000,-) yang dimiliki
konsumen tersebut
2.4 TEORI
NILAI GUNA MARGINAL UTILITY
Marginal utility
(kepuasan marginal). Yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan sebagai akibat
adanya pertambahan/pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu. Marginal
utility berhubungan dengan kebutuhan manusia. Namun kebutuhan manusia tidak
memiliki batas. Sehingga dalam pemenuhan kebutuhannya manusia perlu membuat
keputusan dalam menentukan pilihan mana yang akan dia ambil agar tecapai
kepuasan yang maksimal. Berdasarkan hukum Gossen atau yang biasa dikenal dengan
law of siminishing marginal utility berlaku bahwa semakin banyak suatu barang
yang dikonsumsi, maka tambahan nilai kepuasannya yang diperoleh dari setiap
satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun. Dan konsumen akan selalu
berusaha dalam mencapai kepuasan total yang maksimum.
Hukum marginal utility
yang semakin menurun / Law of Diminishing Marginal Utility :
“ apabila tambahan
nilai guna yang akan diperoleh dari seseorang dari mengkonsumsi suatu barang
akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah
konsumsinya dan pada akhirnya tambahan nilai guna tersebut akan menjadi
negative”
Konsep
nilai guna (utility) bisa menjelaskan kelemahan berupa paradok antara kegunaan
suatu barang dengan harganya. Seperti tentang durian, dimana sampai titik
tertentu Anda tidak mau lagi memakannya, bahkan jika buah durian itu diberikan
secara gratis. Hal ini menunjukkan bahwa tambahan kepuasan yang diberikan dari
tiap tambahan unit barang yang dikonsumsi semakin berkurang. Inilah yang
disebut Law of Diminishing Marginal Utility.
Penggambaran tentang
marginal utility dan law of diminishingmrginal utility adalah ketika suatu
orang sedang lapar maka iya akan makan, setiap nasi yang dia makan akan
memiliki nilai kepuasan namun bila porsinya terus ditambah pada suatu saat akan
kenyang kenyang disini disebut dengan titik kepuasan maksimal. Namun bila sudah
mencapai kepuasan maksimal dan terus ditambah maka akan menurunkan nilai
kepuasannya, sama seperti bila sudah kenyang namun porsi makanan terus ditambah
maka pada suatu saat akan muntah.
Kurva
diatas menggambarkan tentang nilai guna suatu barang. Jumlah barang yang terus
ditambahkan akan menurunkan tingkat utility dari barang tersebut.
2.4.1
Grafik Marjinal Utiliti
Yang dimaksud dengan
guna/kepuasan adalah kemampuan suatu barang dan jasa dalam memuaskan kebutuhan.
1)
Guna marginal
(Marginal Utility) adalah
tambahan kepuasan yang diperoleh
karena bertambahnya barang jasa yang dibeli sebanyak satu unit.
2)
Dengan menganggap bahwa
Marginal Utility semakin lama semakin menurun pada setiap tingkat konsumsi maka
kurve Marginal Utility akan berbentuk seperti di bawah ini :
Dari
keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan total maksimal
tercapai bila
|
2.4.2
KURVE MARGINAL UTILITY
· Bila
seandainya harga barang x naik dari OPx menjadi OPx1, maka untuk mencapai
posisi kepuasan total yang maksimum (posisi Equilibrium konsumen) konsumen akan
memilih tingkat konsumsi sebesar OX4 yang lebih kecil dari OX3. Jadi perilaku
konsumen yang dinyatakan oleh hukum permintaan terbukti. Dengan pendekatan
Marginal Utility ini, kurve Marginal Utility (yang diukur dengan uang) tidak
lain adalah kurve permintaan konsumen, karena menunjukkan tingkat pembelian
pada berbagai tingkat harga. Untuk kasus dimana konsumen menghadapi beberapa
macam barang yang dibeli, maka posisi equilibrium konsumen adalah sbb :
Mux Muy
Muz
-----
= ------ = ------ = 1
Px Py
Pz
· Syarat
ini bisa dicapai dengan anggapan bahwa konsumen mempunyai uang (penghasilan)
yang cukup untuk dibelanjakan untuk setiap barang sampai Marginal Utility setiap barang sama dengan
harga masing-masing barang.
a) Syarat maksimum utility
Karena harga berbagai macam komoditi adalah berbeda-beda, maka
untuk mencapai nilai guna maksimum, harus dipenuhi syarat berikut:
“Setiap rupiah yang
dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis komoditi akan memberikan
nilai guna marjinal yang sama besarnya”
b) Maksimum utiliti satu komoditi
Yaitu pada tingkat konsumsi dimana total utiliti mencapai nilai
tertinggi atas konsumsi satu komoditi (atau utiliti marjinal = 0)
c) Maksimum utiliti lebih dari satu komoditi
Dicapai jika konsumen menggunakan pendapatannya dengan cara
sedemikian rupa sehingga kepuasan dari rupiah terakhir yang dibelanjakan pada
berbagai produk adalah sama
Terwujud
jika :
Atau
Px.Qx + Py.Qy + … = M
Keterangan
:
MUx,y
= Marjinal Utiliti produk x,y…
Px,y…
= Harga produk x,y…
Qx,y…
= Jumlah produk x,y…
M = Pendapatan
·
Bila kita menganggap suatu
kasus yang lebih realitis dimana konsumen hanya mempunyai sejumlah uang tertentu yang
tidak cukup untuk membeli barang-arang sampai
pada tingkat Mu = P
untuk setiap barang, maka bisa dibuktikan bahwa dengan
uang yang terbatas jumlahnya ia bisa mencapai kepuasan total yang paling
tinggi bila ia mengalokasikan pembelanjaannya sehingga dipenuhi syarat :
Mux Muy Muz
----- = ----- =.... ------ > 1
Px Py Pz
·
Ini disebut syarat
Equilibrium konsumen dengan Contraint (dengan pembatasan jumlah uang yang
dipunyai).
2.5 Teori Utiliti Dan Teori
Permintaan
2.5.1
Efek Penggantian
Perubahan harga suatu produk merubah nilai guna (utiliti) marjinal
per rupiah dari produk tersebut.
2.5.2
Efek Pendapatan
Perubahan harga menyebabkan perubahan pendapatan riil .Jika harga
suatu produk naik, kemampuan pendapatan untuk membeli produk tersebut semakin
kecil .Sehingga permintaan terhadap produk yang mengalami kenaikan harga
semakin sedikit dan sebaliknya .
2.5.3
Paradoks
Nilai
Mengapa air yang sangat penting bagi kehidupan harganya sangat
murah? Berlian yang tidak penting bagi kehidupan harganya mahal?
Dua alasan paradoks nilai :
1.
Kelangkaan,
Sehingga biaya produksi berlian jauh lebih mahal daripada air batuan
yang diperoleh dari luar angkasa.
2. Nilai guna,
Karena air sangat esensial bagi kehidupan , maka kita membutuhkan
lebih banyak air, sehingga MU dari unit air yang terakhir dikonsumsi sangat
rendah.
2.5.4
Surplus
Konsumen
Adalah kelebihan atau
perbedaan anatara kepuasan total (Total Utility) yang dinikmati dengan uang
yang dimiliki konsumen dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu dengan
pengorbanan totalnya yang dinilai dengan uang untuk memperoleh sejumlah barang
tersebut. Perbedaan
diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsi sejumlah barang
dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut.
Contoh :
Seseorang ingin makan durian, Dia bersedia membayar per buah
durian Rp. 15.000. Setelah di pasar harga per buahnya Rp. 10.000. Orang
tersebut memperoleh surplus Rp. 5.000.
2.6 Contoh dari Teori Nilai Guna Marginal Utility
Andaikan seorang
konsumen hanya membeli 2 jenis barangyaitu makanan (m) dan pakaian (n).
Andaikan apabila dia menggunakan 10 unit makanan, konsumen itu mencapai
keseimbangan konsumen, yaitu
MUm MUk
----- = -----
Pm Pk
Pada ketika
keseimbangan itu dicapai, Pm (harga makanan) adalah Rp 10.000,- .
Dalam contoh ini akan diperhatikan perubahan kuantitas permintaan, maka
kuantitas pakaian yang dibeli dan harga pakaian tidak perlu di ketahui.
Seterusnya
misalkan harga pakaian tidak berubah tetapi harga makanan turun dari Rp
10.000,- menjadi Rp 5.000,- maka
MUm MUm MUm MUk
----- > -----
atau ----- >
-----
P1m Pm 5000 Pk
Di mana Pm1
adalah harga makanan baru, yaitu Rp 5000. Keadaan di atas menyebabkan
konsumen menambah penggunaan makanan, misalnya dari 10 unit menjadi 15 unit.
Pada kuantitas dan harga makanan yang baru ini, keseimbangan konsumen akan
dicapai kembali.
Seterusnya
misalkan bahwa harga makanan naik menjadi Rp 15.000 dan harga pakaian tidak
mengalami perubahan. Sebagai akibatnya
MUm MUm
----- < -----
15000 10000
Maka perubahan itu menyebabkan
MUm MUk
----- < -----
P1m Pk
Ketidakseimbangan ini menyebabkan pengguna mengurangi
kuantitas makanan yang dibelinya, Misalkan konsumen mencapai keseimbangan
kembali apabila ia membeli 5 unit makanan.
Daripada contoh di atas dapat disimpulkan bahwa ciri
permintaan konsumen itu ke atas makanan adalah :
i.
Pada harga Rp 15.000
sebanyak 5 unit akan dibeli
ii.
Pada harga Rp 10.000
sebanyak 10 unit akan dibeli
iii.
Pada harga Rp 5.000
sebanyak 15 unit akan dibeli
Berdasarkan ciri permintaan ini ditunjukkan
kurva permintaan konsumen tersebut ke atas makanan. Titik menggambarkan keadaan
yang dinyatakan, dalam (i), titik B menggambarkan keadaan dalam (ii) dan titik C menggambarkan keadaan yang dinyatakan dalam
(iii). Garis yang menghubungkan titik A,B,C adalah kurva permintaan konsumen
tersebut ke atas makanan. Is menurun dari kiri ke kanan, dan sifat ini sesuai
dengan yang dinyatakan dalam hukum permintaan.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Setelah kita memperhatikan isi dalam pembahasan di atas maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Teori tingkah laku konsumen adalah proses
dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan,
pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi
kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang
berharga jual tinggi (high-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang
matang.
Teori nilai guna atau utility yaitu teori ekonomi yang
mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari
mengonsumsi barang-barang. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka semakin
tinggi nilai guna atau utility-nya. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari
suatu barang maka utilitynya semakin rendah pula.
3.2
Saran
Setelah kita memperhatikan kesimpulan dalam pembahasan di
atas maka dapat diberikan saran sebagai berikut
:
Teori nilai guna barang ini dapat diterapkan dalam tingkah
laku konsumen jika digunakan dengan sebagaimana mestinya dan tidak hanya
diambil sisi positifnya namun perlu diambil sisi negative dari adanya perilaku
konsumen dengan menggunakan teori nilai guna (utility).
Memang sebenarnya teori nilai guna (utility) ini banyak
digunakan leh konsumen untuk membeli barang-barang yang memiliki nilai jual
yang tinggi. Tentu dengan adanya teori nilai gunaini dapat membantu perilaku
konsumen dalam membeli bahan kebutuhan mereka sesuai dengan apa yang sedang
dibutuhkan saat itu juga.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. 2010. Mikro ekonomi Teori Pengantar.
Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.