Jumat, 17 Juni 2016

TEORI NILAI GUNA MARGINAL UTILITY

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktu yang telah di tentukan.
Makalah  ini berjudul “Teori Nilai Guna (UTILITI) ” yang disusun untuk memenuhi  tugas akhir semester gasal pada mata kuliah Pengantar ilmu Ekonomi. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tentu memiliki banyak kesalahan maupun kekurangan dalam prosespembuatannya. Maka dari itu kritik dan saran dari teman-teman mahasiswa dan dosen saya butuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Amiin..

Semarang, 25 Desember 2015
Penulis                           







DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG .............................................................................................1
1.2  RUMUSAN MASALAH ........................................................................................1
1.3  TUJUAN PENULISAN ..........................................................................................2
1.4  MANFAAT PENULISAN ......................................................................................2
BAB 2 : PEMBAHASAN
            2.1 PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN ...........................................................2
2.2 PENGERTIAN TEORI NILAI GUNA ...................................................................2
2.3  MACAM-MACAM TEORI NILAI GUNA ...........................................................3
2.4  TEORI NILAI GUNA MARGINAL UTILITI........................................................5
2.5  TEORI UTILITI DAN TEORI PERMINTAAN ....................................................7
2.6  CONTOH DARI TEORI NILAI GUNA MARGINAL UTILITY .........................9
BAB 3 : PENUTUP
            3.1 KESIMPULAN .....................................................................................................11
3.2 SARAN .................................................................................................................11


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................12

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Setiap individu ataupun rumah tangga pasti mempunyai perkiraan tentang berapa pendapatanya dalam suatu periode tertentu, misalkan satu tahun. Dan mereka juga pasti mempunyai suatu gambaran tentang barang - barang atau jasa - jasa apa saja yang akan mereka beli. Tugas setiap rumah tangga adalah bagaimana mereka bisa memaksimalkan pendapatan mereka yang terbatas untuk mendapatkan dan memenuhi semua kebutuhan sehingga bisa mencapai kesejahteraan.
Segala usaha yang dilakukan untuk mencapai kepuasan maksimum dengan pendapatan yang terbatas inilah yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa di pasar. Untuk menganalisa pembentukan permintaan konsumen secara lebih akurat, maka akan digunakan beberapa asumsi yang akan menyederhanakan realitas ekonomi. Disini kita akan mempelajari tentang teori nilai guna ( utility ) dengan menggunakan pendekatan Marginal utility.
Disini kita juga akan mempelajari bagaimana suatu barang bisa memberikan kenikmatan terhadap individu dan bagaimana barang itu akhirnya sama sekali tidak bisa memberikan kenikmatan terhadap seseorang serta mempelajari lebih lanjut tentang sifat permintaan masyarakat.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.2.1        Apakah pengertian dari perilaku konsumen ?
1.2.2        Apakah yang dimaksud dengan teori nilai guna (utility) ?
1.2.3        Apa saja yang termasuk macam-macam teori nilai guna ?
1.2.4        Apa yang di maksud teori nilai guna marginal utility ?
1.2.5        Apa contoh dari kasus teori nilai guna marginal utility ?





1.3  TUJUAN PENELITIAN
1.3.1        Dapat mengetahui pengertian dari perilaku konsumen dan teori nilai guna.
1.3.2        Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan teori nilai guna (utility).
1.3.3        Dapat mengetahui apa saja yang termasuk teori nilai guna.
1.3.4        Dapat mengetahui apa yang di maksud teori nilai guna marginal utility.
1.3.5        Dapat mengetahui contoh dari teori nilai guna marginal utility.

1.4  MANFAAT PENELITIAN
1.4.1        Mengetahui pengertian dari perilaku konsumen dan teori nilai guna.
1.4.2        Mengetahui apa yang dimaksud dengan teori nilai guna (utility).
1.4.3        Mengetahui apa saja yang termasuk teori nilai guna.
1.4.4        Mengetahui apa yang di maksud teori nilai guna marginal utility.
1.4.5        Mengetahui contoh dari teori nilai guna marginal utility.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
1.     Sebab-sebab konsumen membeli lebih banyak komoditi pada harga
rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga tinggi
2.     Bagaimana konsumen menentukan jumlah dan komposisi barang yang
dibeli pada pendapatan yang diperolehnya.

2.2  PENGERTIAN TEORI NILAI GUNA
Teori nilai guna atau utility yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengonsumsi barang-barang. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka semakin tinggi nilai guna atau utility-nya. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka utilitynya semakin rendah pula.
2.3  MACAM-MACAM TEORI NILAI GUNA
2.3.1    Teori Nilai Guna Marginal Utility
Anggapan yang digunakan adalah :
a.    Utility atau kepuasan bisa di ukur dengan uang/kardinal.
b.     Berlakunya    hukum    “Gossen”    (Law    Of  Diminishing    Marginal Utility) yaitu bahwa  semakin banyak suatu  barang   dikonsumsi,  makatam bahan kepuasan atau Marginal Utility yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsukan akan menurun.
c.     Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total  (Total Utility) yang maksimal.
d.    Konsumen akan mencapai kepuasan total yang maksimal pada tingkat konsumsi (pembelian) dimana pengorbanan untuk pembelian unit terakhir dari barang tersebut adalah sama dengan kepuasan tambahan yang didapat dari unit terakhir barang tersebut.
e.    Dengan menganggap bahwa Marginal Utility semakin lama semakin menurun pada setiap tingkat konsumsi maka kurva Marginal Utility akan berbentuk seperti di bawah ini:

2.3.2        Teori Nilai Guna Total utility
Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan. Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).
Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).
Ciri-ciri kurva indiferens:
1.    Kurva berbentuk turun dari kiri ke kanan bawah. Artinya kurva indifferen mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi).
2.     Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution).
3.     Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda. Asumsi dasar :
1.    Rasionalitas, artinya konsumen diasumsikan rasional dan berusaha memaksimalkan kepuasan.
2.     Selera konsumen tercermin dalam kurva indiferen yang terdirindari banyak kurva indiferen yang tidak saling satu sama lain.
3.    Kurva indiferen yang letaknya lebih jauh dari titik origin menggambarkan kepuasan konsumen yang lebih tinggi.

Preferensi Konsumen Terhadap Kombinasi Dua Barang
Alternatif Kombinasi
Makanan (x)
Pakaian (y)
A
20
80
B
30
60
C
50
40
D
70
30

Dari tabel dan peraga di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa kurva indiferen merupakan kurva yang menggambarkan preferensi konsumen terhadap kombinasi barang yang dikonsumsinya dimana tingkat utilitas atau kepuasannya sama. Angka utilitas yang diberikan terhadap suatu kurva indiferen merupakan angka numerik yang menunjukkan kepuasan yang diperoleh konsumen dari kombinasi yang ia pilih. Hal inilah yang dimaksud dengan pendekatan ordinal, yaitu pemeringkatan kombinasi yang dipilih dengan angka numerik.

Garis Anggaran Konsumen (Budget Constraint)
Dalam memaksimalkan kepuasannya, konsumen dihadapkan kepada Budget Constraint (kendala anggaran) yang dimiliki oleh konsumen. Konsumen diasumsikan selalu memaksimalkan kepuasannya dengan kata lain konsumen ingin berada di kurva indiferen yang paling jauh dari titik origin.
Namun, untuk mencapai kurva indifferen ini, konsumen tidak bisa bebas karena dibatasi oleh kendala anggaran yang tersedia. Selain itu, harga barang juga turut mempengaruhi konsumen sehingga konsumen tidak bebas untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimal.
Dengan demikian, Budget Constraint adalah kendala anggaran yang dimiliki oleh konsumen dalam memaksimalkan kepuasannya.
Ciri Penting Budget Constraint:
1.      Pendapatan dan harga barang dapat dilihat dari budget constraint
2.      Letak budget constraint ditentukan oleh tingginya pendapatan dan harga barang
Misalkan seorang konsumen menyediakan uang sebanyak Rp 90.000,- untuk membeli makanan dan pakaian. Harga makanan adalah Rp 6000,- setiap unit dan harga pakaian adalah Rp 9000,- setiap unit. Berdasarkan kepada pemisalan ini, di dalam tabel ditunjukkan beberapa gabungan makanan dan pakaian yang dapat dibeli oleh uang (sebanyak Rp 90.000,-) yang dimiliki konsumen tersebut

2.4  TEORI NILAI GUNA MARGINAL UTILITY
Marginal utility (kepuasan marginal). Yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan sebagai akibat adanya pertambahan/pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu. Marginal utility berhubungan dengan kebutuhan manusia. Namun kebutuhan manusia tidak memiliki batas. Sehingga dalam pemenuhan kebutuhannya manusia perlu membuat keputusan dalam menentukan pilihan mana yang akan dia ambil agar tecapai kepuasan yang maksimal. Berdasarkan hukum Gossen atau yang biasa dikenal dengan law of siminishing marginal utility berlaku bahwa semakin banyak suatu barang yang dikonsumsi, maka tambahan nilai kepuasannya yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun. Dan konsumen akan selalu berusaha dalam mencapai kepuasan total yang maksimum.
Hukum marginal utility yang semakin menurun / Law of Diminishing Marginal Utility :
“ apabila tambahan nilai guna yang akan diperoleh dari seseorang dari mengkonsumsi suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya dan pada akhirnya tambahan nilai guna tersebut akan menjadi negative”
Konsep nilai guna (utility) bisa menjelaskan kelemahan berupa paradok antara kegunaan suatu barang dengan harganya. Seperti tentang durian, dimana sampai titik tertentu Anda tidak mau lagi memakannya, bahkan jika buah durian itu diberikan secara gratis. Hal ini menunjukkan bahwa tambahan kepuasan yang diberikan dari tiap tambahan unit barang yang dikonsumsi semakin berkurang. Inilah yang disebut Law of Diminishing Marginal Utility.
j2.jpgPenggambaran tentang marginal utility dan law of diminishingmrginal utility adalah ketika suatu orang sedang lapar maka iya akan makan, setiap nasi yang dia makan akan memiliki nilai kepuasan namun bila porsinya terus ditambah pada suatu saat akan kenyang kenyang disini disebut dengan titik kepuasan maksimal. Namun bila sudah mencapai kepuasan maksimal dan terus ditambah maka akan menurunkan nilai kepuasannya, sama seperti bila sudah kenyang namun porsi makanan terus ditambah maka pada suatu saat akan muntah.






Kurva diatas menggambarkan tentang nilai guna suatu barang. Jumlah barang yang terus ditambahkan akan menurunkan tingkat utility dari barang tersebut.
2.4.1        Grafik Marjinal Utiliti
Yang dimaksud dengan guna/kepuasan adalah kemampuan suatu barang dan jasa dalam memuaskan kebutuhan.
1)      Guna   marginal  (Marginal   Utility)  adalah  tambahan   kepuasan yang diperoleh karena bertambahnya barang jasa yang dibeli sebanyak satu unit.
2)      Dengan menganggap bahwa Marginal Utility semakin lama semakin menurun pada setiap tingkat konsumsi maka kurve Marginal Utility akan berbentuk seperti di bawah ini :
                       Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan total maksimal tercapai bila
  Px = Mux atau Mux/Px = 1
 
 


2.4.2        KURVE MARGINAL UTILITY
·      Bila seandainya harga barang x naik dari OPx menjadi OPx1, maka untuk mencapai posisi kepuasan total yang maksimum (posisi Equilibrium konsumen) konsumen akan memilih tingkat konsumsi sebesar OX4 yang lebih kecil dari OX3. Jadi perilaku konsumen yang dinyatakan oleh hukum permintaan terbukti. Dengan pendekatan Marginal Utility ini, kurve Marginal Utility (yang diukur dengan uang) tidak lain adalah kurve permintaan konsumen, karena menunjukkan tingkat pembelian pada berbagai tingkat harga. Untuk kasus dimana konsumen menghadapi beberapa macam barang yang dibeli, maka posisi equilibrium konsumen adalah sbb :

Mux          Muy          Muz
                                          -----   =   ------        =  ------   =    1
                                           Px             Py             Pz  

·      Syarat ini bisa dicapai dengan anggapan bahwa konsumen mempunyai uang (penghasilan) yang cukup untuk dibelanjakan untuk setiap barang sampai  Marginal Utility setiap barang sama dengan harga  masing-masing barang.
a)      Syarat maksimum utility
Karena harga berbagai macam komoditi adalah berbeda-beda, maka untuk mencapai nilai guna maksimum, harus dipenuhi syarat berikut:
“Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis komoditi akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya”
b)      Maksimum utiliti satu komoditi
Yaitu pada tingkat konsumsi dimana total utiliti mencapai nilai tertinggi atas konsumsi satu komoditi (atau utiliti marjinal = 0)
c)      Maksimum utiliti lebih dari satu komoditi
Dicapai jika konsumen menggunakan pendapatannya dengan cara sedemikian rupa sehingga kepuasan dari rupiah terakhir yang dibelanjakan pada berbagai produk adalah sama
Terwujud jika :
                                                            Atau 
       Px.Qx + Py.Qy + … = M


Keterangan :
MUx,y             =  Marjinal Utiliti produk x,y…
Px,y…             =  Harga produk x,y…
Qx,y…            =  Jumlah produk x,y…
M                     =  Pendapatan
·         Bila kita menganggap suatu kasus yang lebih realitis dimana konsumen hanya mempunyai sejumlah uang  tertentu yang  tidak  cukup  untuk membeli barang-arang  sampai  pada  tingkat  Mu = P  untuk setiap barang,  maka  bisa dibuktikan  bahwa dengan  uang yang terbatas jumlahnya ia bisa mencapai kepuasan total yang paling tinggi bila ia mengalokasikan pembelanjaannya sehingga dipenuhi syarat :
Mux                 Muy                 Muz
-----      =          -----      =....      ------ > 1
Px                    Py                    Pz

·         Ini disebut syarat Equilibrium konsumen dengan Contraint (dengan pembatasan jumlah uang yang dipunyai).
2.5  Teori Utiliti Dan Teori Permintaan
2.5.1        Efek Penggantian
Perubahan harga suatu produk merubah nilai guna (utiliti) marjinal per rupiah dari produk tersebut.
2.5.2        Efek Pendapatan
Perubahan harga menyebabkan perubahan pendapatan riil .Jika harga suatu produk naik, kemampuan pendapatan untuk membeli produk tersebut semakin kecil .Sehingga permintaan terhadap produk yang mengalami kenaikan harga semakin sedikit dan sebaliknya .
2.5.3        Paradoks Nilai
Mengapa air yang sangat penting bagi kehidupan harganya sangat murah? Berlian yang tidak penting bagi kehidupan harganya mahal?



Dua alasan paradoks nilai :
1.      Kelangkaan,
Sehingga biaya produksi berlian jauh lebih mahal daripada air batuan yang diperoleh dari luar angkasa.
2.      Nilai guna,
Karena air sangat esensial bagi kehidupan , maka kita membutuhkan lebih banyak air, sehingga MU dari unit air yang terakhir dikonsumsi sangat rendah.
2.5.4        Surplus Konsumen
Adalah kelebihan atau perbedaan anatara kepuasan total (Total Utility) yang dinikmati dengan uang yang dimiliki konsumen dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan totalnya yang dinilai dengan uang untuk memperoleh sejumlah barang tersebut. Perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsi sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut.
Contoh :
Seseorang ingin makan durian, Dia bersedia membayar per buah durian Rp. 15.000. Setelah di pasar harga per buahnya Rp. 10.000. Orang tersebut memperoleh surplus Rp. 5.000.

2.6 Contoh dari Teori Nilai Guna Marginal Utility
            Andaikan seorang konsumen hanya membeli 2 jenis barangyaitu makanan (m) dan pakaian (n). Andaikan apabila dia menggunakan 10 unit makanan, konsumen itu mencapai keseimbangan konsumen, yaitu
MUm         MUk             
-----      =    -----
  Pm              Pk

            Pada ketika keseimbangan itu dicapai, Pm (harga makanan) adalah Rp 10.000,- . Dalam contoh ini akan diperhatikan perubahan kuantitas permintaan, maka kuantitas pakaian yang dibeli dan harga pakaian tidak perlu di ketahui.
            Seterusnya misalkan harga pakaian tidak berubah tetapi harga makanan turun dari Rp 10.000,- menjadi Rp 5.000,- maka

MUm         MUm                  MUm         MUk      
-----      >    -----     atau     -----     >    -----
  P1m            Pm                   5000           Pk

Di mana Pm1  adalah harga makanan baru, yaitu Rp 5000. Keadaan di atas menyebabkan konsumen menambah penggunaan makanan, misalnya dari 10 unit menjadi 15 unit. Pada kuantitas dan harga makanan yang baru ini, keseimbangan konsumen akan dicapai kembali.
            Seterusnya misalkan bahwa harga makanan naik menjadi Rp 15.000 dan harga pakaian tidak mengalami perubahan. Sebagai akibatnya
MUm         MUm
-----      <    -----    
            15000      10000  
            Maka perubahan itu menyebabkan
MUm         MUk
-----      <    -----    
            P1m             Pk
            Ketidakseimbangan ini menyebabkan pengguna mengurangi kuantitas makanan yang dibelinya, Misalkan konsumen mencapai keseimbangan kembali apabila ia membeli 5 unit makanan.
            Daripada contoh di atas dapat disimpulkan bahwa ciri permintaan konsumen itu ke atas makanan adalah :
i.                    Pada harga Rp 15.000 sebanyak 5 unit akan dibeli
ii.                  Pada harga Rp 10.000 sebanyak 10 unit akan dibeli
iii.                Pada harga Rp 5.000 sebanyak 15 unit akan dibeli

Berdasarkan ciri permintaan ini ditunjukkan kurva permintaan konsumen tersebut ke atas makanan. Titik menggambarkan keadaan yang dinyatakan, dalam (i), titik B  menggambarkan keadaan dalam (ii) dan titik C  menggambarkan keadaan yang dinyatakan dalam (iii). Garis yang menghubungkan titik A,B,C adalah kurva permintaan konsumen tersebut ke atas makanan. Is menurun dari kiri ke kanan, dan sifat ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam hukum permintaan.
 


























BAB 3
PENUTUP
3.1                          Kesimpulan
Setelah kita memperhatikan isi dalam pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Teori tingkah laku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Teori nilai guna atau utility yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dari mengonsumsi barang-barang. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka semakin tinggi nilai guna atau utility-nya. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka utilitynya semakin rendah pula.

3.2                          Saran
Setelah kita memperhatikan kesimpulan dalam pembahasan di atas maka dapat diberikan saran sebagai berikut :
Teori nilai guna barang ini dapat diterapkan dalam tingkah laku konsumen jika digunakan dengan sebagaimana mestinya dan tidak hanya diambil sisi positifnya namun perlu diambil sisi negative dari adanya perilaku konsumen dengan menggunakan teori nilai guna (utility).
Memang sebenarnya teori nilai guna (utility) ini banyak digunakan leh konsumen untuk membeli barang-barang yang memiliki nilai jual yang tinggi. Tentu dengan adanya teori nilai gunaini dapat membantu perilaku konsumen dalam membeli bahan kebutuhan mereka sesuai dengan apa yang sedang dibutuhkan saat itu juga.

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono. 2010. Mikro ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.